Misteri Segi TIga Bermuda Part 2



Penyelidikan Terakhir

Segitiga Bermuda dalam program TV Discovery & National Geographic tahun 2011 telah  menyelidiki bahwa terjadinya gangguan mesin, kompas & alat navigasi lain kerana adanya medal magnet lokal (bukan magnet kutub) yang dihasilkan dari bawah muka bumi pada tempat tersebut. Bukti baru ini telah diselidik oleh para pakar dengan gambar yang diambil dengan satelit di daerah tersebut.
Lalu para pakar beserta para juruterbang berpengalaman menyusuri daerah sekitarnya dan terbukti pula bahwa alat-alat navigasi dalam kokpit berubah dan terganggu. Kerana  teknologi masa kini semakin canggih, maka dapat di pantau pula melalui satelit.

Lithosphere magnetic field
Dari imej satelit dengan infra red, ultra violet & lainnya yang memantau daerah itu telah terbukti bahawa di dalam kerak bumi pada daerah tersebut terdapat pusaran-pusaran lava panas yg menghasilkan gelombang-gelombang elektromagnet sampai menembusi  ke luar permukaan bumi.
Pusaran-pusaran panas yang berupa lava cair di dalam kerak bumi berputar seperti  hurricane atau puting beliung yang diameternya sangat besar dan terjadi di bawah kerak bumi.

Earth Magnetic Field
Jadi jika bumi diibaratkan belon yang diisi air, getah balon adalah kerak bumi sedangkan air dalam balon adalah magma/lava cair yang berada di dalam inti bumi.
Cairan lava dibawah mantel Bumi tersebut memiliki tekanan dan panas yang berbeza-beza.
Cairan tersebut juga memiliki “arus” dan dapat berputar-putar seperti jika kita baru merebus air.
Gerak arus lava yang berputar-putar tersebut ternyata juga menimbulkan medan magnetik.
Medan magnet yang dihasilkan dapat menimbulkan gelombang elektromagnet dan dapat mempengaruhi alam sekitarnya hingga ke atas kerak bumi / permukaan bumi dan membuat alat navigasi menjadi kucar kacir dan tak berfungsi secara  sempurna.
Akibat peralatan navigasi yang dipengaruhi oleh medan magnet dari putaran-putaran lava di dalam mantel Bumi inilah yang akhirnya membuatkan peralatan navigasi terganggu dan membuatkan pesawat tersasar daripada arah yang dirancang pada awalnya...

Bermuda triangle magnetic field area



Hingga kini, tiada satupun ada orang yang selamat (survivor) yang berjaya ditemui. Pada masa lalu teknologi tak secanggih sekarang, bangkai pesawat pun tidak ditemui sama sekali. Oleh sebab itulah, pada masa lalu, teori mengenai medan magnet lokal akibat adanya putaran-putaran lava di dalam kerak Bumi bukan hanya satu-satunya teori.
Teori tentang akibat adanya campur tangan UFO atau pengaruh Geografi dan iklim (alamiah) serta pengaruh medan magnet, masih merupakan beberapa teori dari adanya teori-teori lainnya tentang Segitiga Bermuda ini. 
Namun yang jelas dalam beberapa dekad terakhir, kemalangan sangat jarang  terjadi . Jika ini kerana adanya konspirasi lain apalagi diluar  bidang sains, misalnya kerana  alien, UFO, makhluk laut jahat, bahkan makhluk gaib, dajjal ataupun hantu laut, atau bahkan gas methane, pasti kecelakaan akan terus terjadi hingga ketika  ini.
Kenapa dalam beberapa dekad ini tak ada lagi kecelakaan  di segitiga bermuda? Sebabnya adalah kerana pada masa kini pesawat dan kapal laut tak lagi hanya menggunakan penunjuk arah iaitu Kompas saja. Namun pada masa kini semua   sudah menggunakan sistem navigasi GPS (Global Positioning System) yang dibantu oleh minimal 3 buah satelit.
Itu sebabnya  telah dipandu oleh satelit, dan tak lagi dipandu oleh magnet di kedua kutub Bumi, maka arah mata angin Utara, Selatan, Timur dan Barat akan lebih tepat dan takkan dipengaruhi oleh medan magnet atau apapun itu.
Tapi, bagaimana dengan bangkai-bangkai kapal dan pesawat yang tak ditemui? Bangkai-bangkai kapal apalagi pesawat tak semuanya dapat ditemui kerana dalamnya lautan di wilayah segitiga Bermuda. Belum lagi masalah “impact” saat pesawat jatuh dan tekanan air yang kuat ketika  tenggelam.

Apparently most of the ships met their fate as a result of the 200 square miles of coral reef surrounding the island rather than the infamous Bermuda Triangle’s influence.
Walau tak semuanya, namun nyaris semua posisi kapal-kapal karam itu telah diketahui keberadaannya, baik secara pencarian ataupun secara tak sengaja dikesan oleh sonar kapal yang sedang melalui tempat tersebut.
Tambahan pula, tak ada keuntungannya untuk mencari semua kapal-kapal dan pesawat yang hilang tersebut. Perbelanjaannya juga sangat besar, kerana harus memakai robot yang dikendalikan dari jauh atau kapal selam khusus yang dapat menyelam di lautan yang dalamnya lebih dari 200 meter hingga ribuan meter. Bangkai kapal karam yang sangat dekat dengan permukaan laut saja tidak dipedulikan apalagi yang ada dilaut yang sangat dalam..
Apa keuntungan yang dapat diperolehi dengan mencari bangkai-bangkai kapal tersebut? Secara nilai historikal juga tak sebanding dengan perbelanjaan yang akan dikeluarkan. Cubalah cari di google tentang penemuan-penemuan bangkai-bangkai kapal tersebut. Kebanyakan dapat dikesan oleh sonar, namun tak ada tindakan lanjut, apalagi untuk  diselidiki atau diambil.
Kini, semua misteri telah selesai, sudah tak ada lagi kecelakaan atau hilangnya pesawat dan kapal laut akibat salah navigasi di segitiga Bermuda hingga saat ini. 
Beberapa kapal yang hilang di Segitiga Bermuda:

USS Cyclops (AC-4) lost in 4 March 1918 en route from barbados to Baltimore. No traces are left behind. The ship and its crew and passengers are numbered 306 people vanished. This is the greatest loss of life in the history of the U.S. Navy–was not the outcome of the battle.

USS Nereus (AC-10) was a U.S. Navy ship during World War i. his name is taken from the Sea-God in the mythology of Greece 00 Nereus. Missing about 10 December 1941, en route to Portland, Maine from St. Thimas in the Virgin Island. As many as 61 crews participated were lost. Interestingly, Nereus was lost on the same route with USS Proteus that disappeared earlier.
USS Proteus (AC-9) is a Navy ships into merchant ships. No clear News newspaper since 23 November 1941.
-->

0 Response to "Misteri Segi TIga Bermuda Part 2"

Posting Komentar